Pada tanggal 18 Maret 2023, Rohani Islam (Rohis) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kalpataru mengadakan acara isra mikraj yang dilaksanakan di salah satu masjid yang berada di kelurahan Ciriung. Acara tersebut dihadiri oleh masyarakat setempat dan beberapa perwakilan dari kampus STIE Kalpataru.
Isra Mikraj (bahasa Arab, translit, al-‘Isra’ wal-Mi’raj) adalah dua bagian perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Islam Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa inilah Nabi Muhammad mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Beberapa penggambaran tentang kejadian ini dapat dilihat di surah ke-17 di Al-Qur’an, yaitu Surah Al-Isra.
Dalam memperingati acara tersebut Unit Kegiatan Mahasiswa Rohani Islam (UKM Rohis) STIE Kalpataru Cibinong mengadakan sebuah acara Memperingati Isra Mi’raj dengan santunan anak yatim dan dhuafa serta menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1444 H/2023. Selain itu, kegiatan pun turut diisi oleh tim hadroh dari Depok. Tim Rohis STIE Kalpataru pun turut serta membantu berjalannya pelaksanaan Isra Mikraj kali ini dengan menjadi panitia. Segala persiapan, baik dari tempat, susunan acara, hingga rancangan pembiayaan dikelola dengan baik seluruhnya oleh anggota rohis STIE Kalpataru.
Acara dimulai dengan pembukaan dari Master of Ceremony yaitu Faozi dan Sofyan, dilanjutkan dengan pembacaan hadiah puji oleh Munfaroji, ketua Rohis STIE Kalpataru. Acara selanjutnya yaitu pembacaan maulid, disusul dengan Qori dan Sari Tilawah Saipul Bahri dan Darul Rahmatullina Nendah, dilanjut dengan sambutan-sambutan, diawali dari sambutan ketua pelaksana, Fakih Alfadri, sambutan dari Ketua RT setempat, sambutan dari ketua rohis, Muhammad Munfaroji, dan sambutan dari perwakilan kampus. Selesai sambutan tersebut langsung memasuki acara intinya yaitu tausyiah dari Habib Abu Bakar Bin Husin Al Atthos, diakhiri dengan acara santunan.
Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk memperingati peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW serta menyambut bulan Ramadhan dengan suka cita di STIE Kalpataru Cibinong juga mempererat tali silaturahmi anggota UKM Rohis STIE Kalpataru Cibinong dan memperkenalkan kampus dan dikenal luas terutama di daerah Cibinong dan sekitarnya.
Ketua pelaksana, Fakih Alfadri, pun menjelaskan tentang kesulitan dan tantangan yang dihadapi selama kegiatan berlangsung. “Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar, kesulitan hanya akses jalan menuju lokasi sangat sulit untuk ditempuh, walaupun acara sangat sederhana tetapi antusiasme dan kerjasama antartim dan panitia sangatlah totalitas, dan semoga acara selanjutnya lebih baik dan terkondisi lagi,” ujar Fakih, selaku ketua pelaksana kegiatan Isra Mikraj kali ini.
Muhammad Munfaroji, selaku ketua UKM Rohis STIE Kalpataru pun menambahkan beberapa kendala yang dihadapi dalam acara ini, di antaranya adalah dalam proses perizinan dan pendanaan. “Pertama, butuh waktu lama dalam mengurus izin untuk menyelenggarakan acara ini, kami juga kekurangan dana tapi alhamdulillah acara berjalan lancar. Kedua, kesulitan dari perizinan lokasi acara, yang sebelumnya kita sepakati dari awal karena ada kendala saat perizinan karena budaya di sana sangat kental sehingga acara tersebut dialihkan,” tambahnya.
Namun, perlu kita sadari bahwasanya acara Isra Mikraj kali ini merupakan kali pertama UKM Rohis STIE Kalpataru mengadakan acara di luar kampus. Suatu pencapaian besar bagi UKM Rohis STIE Kalpataru dalam pelaksanaan acara, yang mana pelaksanaan tersebut dilakukan sepenuhnya oleh UKM Rohis STIE Kalpataru dari awal berlangsungnya acara hingga berakhirnya acara. Acara ini juga bisa jadi merupakan salah satu pembentukan karakter bagi mahasiswa/I STIE Kalpataru dengan memetik nilai dari Isra Mikraj itu sendiri.
Bukhori Muslim, S.E., M.A., M.B.A., selaku dosen STIE Kalpataru pun turut menanggapi acara Isra Mikraj yang diadakan oleh UKM Rohis STIE Kalpataru ini. Ia menyampaikan bahwa Isra Mikraj dalam pembentukan karakter mahasiswa ialah sejauh mana mahasiswa itu sendiri dapat memaknai Isra Mikraj dalam hatinya, dan bukan hanya sebagai acara seremonial. “Jangankan kita bicara Isra Mikraj yang pelaksanaannya setahun sekali, di dunia perkuliahan yang dilakukan setiap hari pun dapat membentuk daripada karakter mahasiswa itu sendiri, sejauh mana pengaruh perkuliahan terhadap pembentukan karakter mahasiswa itu sendiri. Seperti ketika kita mengucapkan bismillah, sejauh mana pengaruh ‘bismillah’ itu terhadap diri kita. Ketika kita mengucapkan bismillah tanpa memahami artinya dalam diri kita, maka tidak akan ada pengaruhnya. Begitupun acara Isra Mikraj yang hanya diadakan setahun sekali, jika memaknai Isra Mikraj hanya sebagai seremonial saja, maka tidak akan berpengaruh apa-apa,” jelasnya.
Beliau turut mengapresiasi segala hal yang dilakukan oleh UKM Rohis, karena dalam kegiatan tersebut pun terselip tema sebagai ajang promosi kampus. “Saya apresiasi bahwa saya pikir itu adalah bagian ajang promosi, di samping dari tema Isra Mikraj sebagai tema pelaksanaannya, di sisi lain kita selipkan tema yang lain adalah memperkenalkan STIE Kalpataru,” ujarnya.
Beliau pun turut berharap bahwa ke depannya, acara yang diadakan akan jauh lebih baik atas dasar pengalaman terhadap suatu kegiatan. “Saya mensyukuri dengan seluruh unsur yang didukung, terlebih terhadap pihak kepanitiaan. Lebih baik seseorang mengadakan acara yang kemudian akan dievaluasi di kemudian hari. Mereka akan membandingkan suatu acara yang akan datang dengan acara sebelumnya, yang kemudian membuat acara tersebut lebih baik. Atas dasar hal kekurangan yang pertama, maka kita akan tambal sulam atas hal itu di kemudian hari. Semakin sering kita membuat acara itu in syaa Allah pasti akan ada langkah menuju kebaikan, karena evaluasi pada dasarnya berasal dari pengalaman. Kecuali, manusia yang tipikalnya tidak mau memperbaiki atas kesalahan itu sendiri, maka acara akan tetap berlangsung dengan buruk. Tapi, kalau perangkat dari diri kita mau evaluasi, memperbaiki daya dukung atau sumber daya manusia, maka akan jadi lebih baik lagi ke depannya,” tuturnya kepada tim jurnalistik sebagai penutup.